Rabu, 30 Maret 2011

My New Hair

29 Maret 2011

Setelah sekian lama saya membiarkan rambut saya panjang terurai, akhirnya kemaren saya memotong rambut saya menjadi pendek sekali. Hihihih.. Sebenernya sih udah lama pengen potong rambut, tapi masih agak ragu gitu soalnya takut ngga cocok. Namun setelah didorong sama adik, jadilah saya memberanikan diri untuk memotong rambut panjang saya.

Saya ditemani sama sepupu pergi ke satu salon terdekat dari rumah. Sampai di salon itu sebenarnya saya bingung mau dipotong model seperti apa. Oh iya sehari sebelumnya, adik saya juga memotong rambut panjangnya jadi seleher gitu. Bagus sih modelnya dan cocok sama wajahnya. Nah karena bingung mau model seperti apa, jadinya saya bilang ke tukang salonnya kalau modelnya seperti model rambut adik saya aja.

Nah, ga berapa lama… selesailah rambut saya dipotong. Hah saya ngga pede dengan rambut baru saya ini karena pendeknya. Tapi sepupu saya itu bilang bagus kok, malahan dipendekin sedikit lagi supaya lebih bagus. Tapi saya menolak untuk dipendekin sedikit lagi rambutnya. Dan kami pun segera pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, saya bolak-balik berkaca, memperhatikan rambut saya yang baru ini. Agak menyesal juga sih. Tapi apa boleh buat, udah dopotong juga. Sepupu saya nyaranin supaya rambutnya dipendekin sedikit lagi supaya lebih bagus lagi bentuknya. Saya pun setuju dengan saran sepupu saya itu.

Besoknya kami pergi lagi ke salon (salon yang berbeda). Rambut saya dipotong lagi. Sedikit aja sih yang dipotong. Dan memang kondisi rambut yang sekarang lebih bagus dari sebelumnya. Saya pun lega. Hehehe..

Smileee..

Senin, 28 Maret 2011

Senyum itu indah, katanya. Tapi kalau senyum-senyum sendiri, sering disangka orang gila. Hahaha.

Sesuatu yang menyenangkan hati pasti membuat kita ingin selalu tersenyum. Kadang “tersenyum” nya itu ngga memandang tempat dan waktu. Dan kalaulah ada orang yang melihat, pasti dia merasa aneh.

Saya lagi di angkutan umum (bersama seorang teman) ketika salah seorang yang tak diduga menelepon saya. Bagi saya, perbincangan kami yang sebentar saja itu, membuat saya senang. Sampai akhirnya saya menutup telepon dan senyum-senyum sendiri.

Sepanjang jalan saya mengingat perbincangan melalui telepon tadi. Dan secara tak sadar saya tersenyum sendiri. Senyum sumringah pula lagi. Saya baru sadar ketika melalui sudut mata saya, ternyata saya diperhatikan sama teman saya itu. Mungkin dia merasa aneh dan dalam hatinya berkata “kenapa anak ini”.

Saya jadi malu dan berusaha melupakan tindakan konyol saya dengan berbincang dengan teman saya itu. Dan sesekali saya masih senyum-senyum sendiri.

Kamis, 24 Maret 2011

Duduk-duduk ngga nanya-nanya. Oalaaa…

Hari ini nemanin sepupu ke salah satu rumah sakit. Dia ikut ujian masuk kerja di rumah sakit itu. Jam 8.45 pagi kita udah sampai disana. Sesampainya di rumah sakit itu, kita langsung naik ke lantai 2. Disitu udah banyak pelamar yang lain yang udah pada nunggu.

Saya : “ Mbak mau ujian juga ya?”
Pelamar yang lain : “ Iya, katanya tunggu disini.”

Jadilah kita duduk juga bersama pelamar yang lain.. Setengah jam berlalu tapi kok ngga ada tanda-tanda mau ujian. Memang sih dari tadi kita nunggu disitu, banyak pegawai yang mondar-mandir tapi ngga ada ngasih informasi sama sekali.

Satu jam berlalu..

Ada seorang cewek yang lewat dan ternyata dia ketemu sama temannya yang lagi nunggu.

Hasil dari pembicaraan mereka : “Kami udah ujian dari tadi, ini udah selesai”

Mampus…

Langsung pelamar yang udah nuggu dari tadi pergi ke bagian HRDnya. Ada sekitar 20 orang.

Ujung-ujungnya, untunglah mereka masih dikasih ujian padahal udah telat satu setengah jam.

Haaaaah.